Citibank : Being The First But Failed Being the Leader?
Masih ingat dengan program Discount 20% yang menghebohkan antara Citibank dan Carrefour? Kira-kira sekitar bulan July tahun 2006 lalu dan tentu saja sempat meramaikan milis Marketing Club. Kemudian, Tentu masih ingat dong dengan program Nomat nya Clear Card dari Citibank hasil kerja bareng dengan Cinema 21? Yap! Yang setiap hari rabu itu loh J, tahunnya lupa kapan pertama kali, mungkin sekitar tahun 1999 – 2000 (CMIIW). Dan yang pasti kedua program ini sangat booming dan bikin orang pengen punya tuh kartu hehehhehe..
Tapi sudah pada tau juga dong, kalo BCA pada tahun 2008 ini mengambil alih Kartu Belanja nya Carrefour dari GE dan Tahun ini juga, tanggal 2 Juni 2008, Bank Mandiri & Hypermart berkolaborasi bikin Kartu Hypermart. Serta sekarang Buy 1 Get 1 itu identik dengan Kartu Kredit BCA. Ehm.. Beberapa orang dikantor saya iseng ditanyain, Kalo ingat nomat, ingat siapa? BCA! Hehehehehe (ini survey ga valid ya hehehe).
Anyway, hanya bingung dengan strateginya Citibank,They Become the First, They Set the New Field of War but they Don’t Maintain It or They can’t maintain it? Lihat program 20% Discount yang sangat berhasil dijalankan, sampai dengan sekarang pun masih ada aja yang melakukannya. Atau lihat soal buy 1 get 1 nya Clear Card, Kesuksesan BCA mempersepsikan buy 1 get 1 nya di Cinema 21 juga diikuti oleh HSBC yang bekerjasama dengan Blitz. Sedangkan Citibank? So far, yang signifikan hanyalah tinggal Garuda – Citibank Platinum, most esmud (eksekutif muda) looking for this card, especially the traveler one. Hmm Eazy Pay saja secara brand sudah tersaingi dengan cicilan BCA. Diskon Makan diresto-resto enak juga udah hampir dikuasai oleh Mandiri, ANZ dan Bank Mega. Bahkan Fasilitas free lounge pun sudah dicabut dari Gold. Hmmm…. Mau apa lagi neh?
Secara historical, para first comer always become the leader. And they are identically become the name of their category. Seperti, Aqua dengan air minum dalam kemasan (AMDK), Teh Botol Sosro, Apple dengan Ipod dan masih banyak lagi. Sebagai first comer, kita punya kesempatan untuk “memiliki kategori” tersebut. Walau tentu saja kemampuan kita berinovasi sangat menentukan seberapa lama kita bisa “memiliki” category tersebut.
Kenapa kita bisa memiliki kategori tersebut sebagai 1st comer? Let’s review some of the reasons:
1. Perception
Yap! Kita akan bisa menguasai persepsi. Sebelum kita ada, maka category tersebut tidak ada. Saat kita ada maka kita secara tidak sadar akan mempersepsikan kategori tersebut dengan produk yang pertama kali ada. Contoh:
Aqua, sebelumnya belum ada air minum dalam kemasan. Nah secara tidak sadar orang mempersepsikan minuman dalam kemasan dengan nama Aqua.
Dan ingat, sangatlah penting menguasai persepsi consumer. Karena preference mereka dalam memilih produk akan ditentukan oleh persepsi mereka. Yang namanya Mp3 player yang bagus ya Ipod! Walau Brand lain secara fungsional lebih lengkap dari Ipod itu sendiri yang masih berkutat dengan Video, Foto dan Musik.
2. No Competitor
Nah ini juga serunya jadi 1st Comer, ga ada lawan bo! Artinya kita bisa leluasa bergerak tanpa takut ada saingan yang mengincar.
Lihat saat Aqua masuk, mereka dengan leluasa menguasai pasar tanpa hambatan. Serta membangun infrastruktur dengan baik. Hingga saat Competitor masuk, mereka kewalahan mengejar posisi Aqua.
3. The First Comer will Setup The Rule of War
Kenapa begitu? Ya karena kita sendirian dimedan perang hehehehhe. Jadi kita bisa sesuka hati kita menentukan standard dari kategori yang kita bikin sendiri ini. Lihat bagaimana Ipod membuat standard bahwa yang namanya Mp3 player itu mesti compact dan Style. So, semua competitor datang dengan style dan compact bukan?
Tapi harap diingat, bahwa the key to winning the competition is how good you keeping the gap range. If you failed, and some one setting up the new rule.. Suddenly you will find that you already failed become the leader J
Citibank : Being The First But Failed Being the Leader?
Dear Bang Ronald,
Sebagai pengguna aktif credit card (Citibank), setelah baca artikelnya sadar, pertama kali tertarik apply Citibank (waktu itu Clearcard) karena tertarik dengan promo Nomat nya setiap hari Rabu. Tapi sejak tahun 2003 sd sekarang, belum pernah sekalipun pakai Citibank buat nomat, alasannya karena gak sempet, males dll untuk nonton di weekdays, yang berarti pulang lebih malem, besoknya bangun dan berangkat kerja lebih ngantuk.
Berikutnya sih apply BCA karena tertarik (lagi) dengan promo buy 1 get 1. Kali ini hasilnya, minimal sebulan 2 kali, setiap weekend, pasti memanfaatkan promo BCA itu.
Menurut saya memang jadi First Mover banyak dapat keuntungan seperti yang sudah ditulis dalam artikel Bang Ronald. Tapi jadi Follower juga banyak keuntungannya.
1.Bisa memposisikan produknya lebih baik dari First Mover.
2.Memperbaiki kekurangan dari produk First Mover.
3.Memperbaiki kesalahan strategi marketing First Mover.
4.Bisa memanfaatkan teknologi terbaru yang ada untuk improve produk.
Intinya apa yang jadi keunggulan dari produk First Mover di pertahankan, kalau bisa di-improve oleh Follower. Yang jadi kekurangan atau batasan dalam produk First Mover, diperbaiki oleh Follower. Lebih menghemat waktu dan biaya Follower untuk develop produk mereka.
So Citibank, BCA, Mandiri, ANZ, dan segudang credit card itu are in the same war field. Nilai tambah yang mereka tawarkan sebelumnya jadi Order Winner, yang membuat konsumen mau apply kartunya atau switch dari kartu lain. Tapi dengan semakin serunya peperangan, nilai tambah itu lama-lama ditiru oleh kartu-kartu lain dan akhirnya jadi Order Qualifier, jadi nilai standard (minimal) yang memang harus ditawarkan oleh kartu-kartu lain.
Jadi sebagai pengguna, sekarang tinggal tunggu saja tawaran menarik apa lagi yang ditawarkan, yang kiranya bisa bikin switch ke kartu itu. So just enjoy the benefit(s) from the war 😉
Thxs.
Hi Ronald,
Kebetulan gw sering bersinggungan dengan credit card 🙂
Menurut gw (walau tidak ada data yang valid juga) Citibank might still the leader karena somehow a lot of people that I knew still using Citi…
Hanya repotnya, sebagai market leader yang notabene nggak mau keluar cash terlalu besar, mereka mau tidak mau harus terus melakukan inovasi sehingga cost yang keluar tidak terlalu besar, maklum biasanya follower akan datang dengan bigger budget biasanya ;-p
Jadi buat Citibank teruslah melakukan inovasi karena mengejar profit yang tinggi toh…
Buat follower with big budget, there’s nothing wrong with big spending as long it’s worth it for the cardholders 🙂
Yang saya sedihkan adalah follower dengan budget kecil yang masih ikut-ikutan… kalian akan makin tidak keliatan dan makin sulit meraih kesuksesan…
Regards,
Yoris
OMG Creative Consulting
http://yoris72sebastian.wordpress.com/
Ada satu hal yang perlu dimengerti oleh setiap kartu kredit provider.
– Flagship program
Apa sih yg sebetulnya menjadi alasan jadi member kartu?
BCA –> buy one get one free.
Citibank Clear Card –> idem
Citibank Cash-back –> cash back belanja di tempat-tempat tertentu
Carrefour –> belanja lgsg di tempat dgn diskon (karena kan member) dan diskon buat cicilan (karena kan member).
GE Shopping Card (bener ga ya namanya?) –> karena bisa dapat update informasi harga dan diskon2 belanja.
Flagship program ini JANGAN DIUBAH. Apalagi kalau memang itu adalah the MAIN dan bahkan the ONLY reason buat tetep keep the card!
Bisnis Banking dan Credit Card punya satu core image = TRUST yang berasal dari CONSISTENCY deliverables dari COMMITMENT/PROMISE.
Kebayang kalo program Buy One Get One Free dicabut dari BCA. What will happen?
Yang jelas, saya mo tutup kok CITIBANK CLEAR CARD saya, karena sudah ada BCA ataupun karena tidak ada gaungnya lagi atau bahkan sudah tidak ada lagi (saya tidak tahu –> sorry saya lagi di Ho Chi Minh s/d December, kaga tau deh!). No use buat saya!
Perlu dimengerti bawah FLAGSHIP ini merupakan satu diferensiasi yang perlu dijaga betul selamanya bahkan mungkin.
Jadi, gimana dengan CITIBANK CLEAR CARD dan CASH BACK? Saya masih punya reason untuk keep it kalo ga ada manfaatnya?
http://marketersoktau.wordpress.com