Banking Catalog: Big Market, Low Player? (24.07.08)

Banking Catalog: Big Market, Low Player?

 

Yang punya Credit Card tentu familiar dengan tools Loyalti dari Provider kartu kredit yang satu ini, yap! Katalog produk. Biasanya dikirim dan diupdate setiap bulan beserta dengan tagihan pemakaian kartu kredit kita.

 

Melihat jenis Item yang ditawarkan, variasinya dimulai dari Hp, Elektronik sampai dengan yang paling gress Harley Davidson! Hmm menakjubkan bukan? Dan Harga yang ditawarkan didalam Katalog memang tidak terlalu tinggi disparitasnya dengan harga yang ada dipasaran. Biasanya hanya berkisar antara 50 ribu hingga 150 ribuan untuk HP. Kalopun ada ke istimewaannya, ya jelas soal fasilitas kemudahan pembayarannya. Bisa dicicil tetap dengan bunga atau ada juga yang 0% bunga.

 

Berapa sih jumlah pemakai kartu kredit sekarang di Indonesia? Menurut Koran Surya tanggal 22 July 2008, pemegang kartu kredit sekitar 4,5 Juta card holder, dengan Jumlah Kartu yang diterbitkan mencapai 10 juta kartu dan nilai transaksi belanja bulanan per Mei 2008 mencapai 8,05 Trilliun!!! Wow!! Really-really Amazing! Really-really Very Big Market!

 

Ehm.. tapi kira-kira berapa banyak dari kita para Marketing & Brand Manager yang sudah mulai merambah pasar gemuk ini? Atau kita malah masih sibuk berperang harga di Channel kita? hmm.. Saya kebetulan adalah pemegang 2 kartu dari 2 provider yang berbeda yaitu BNI dan BCA. Rata-rata kalo saya lihat dikatalog saya, penguasa katalog masih dipegang oleh Handphone (HP), Elektronik – Kamera dan Handycam, Tour Travel serta Jam Tangan. Secara Brand juga hampir semua produknya berasal dari Merk yang sama, ada Nokia, Sony Ericsson, Kodak, Sony, Bonia. Hanya ada selisih harga sedikit. Jika dibandingkan antara mereka berdua, ada yang lebih murah di harga dan ada juga yang lebih enak di fasilitas.

 

Anyway, Let’s see this Hidden Treasure deeper..

 

Katalog itu dibaca oleh paling tidak ada 4,5 juta orang. Let’s say hanya 10% nya yang punya potensi membeli, maka itu akan berkisar 450 ribuan potential consumer to reach. Dan anggap dari 450 ribu potential itu hanya 1 % yang membeli produk kita dengan nilai Rp.500 ribu/produk maka akan ada transaksi kira-kira senilai 2,250 Milyar perbulan!! Hmm.. itu baru 1% yah.. tapi kalaupun hanya 0,5% saja nilainya masih diatas 1 milyar!

 

It’s Really Big Potential Market, New Channel to Explore indeed?

 

Secara Promotion Strategy, ini termasuk segmented dan targeted media. Artinya tingkat akurasi penyampaian pesan ke target market sangat tinggi. Dan Jika dilihat sebagai Channel, (Jika digarap serius) Ada banyak potensi yang bisa digali disini. Saya kurang tau apakah bank melakukan beli putus atau konsinyasi. Namun jika melihat mereka suka mengobral barang katalog setelah tidak laku, sepertinya masih beli putus. Artinya terbuka sekali kesempatan untuk bermain TOP (term of payment) disini. Bank diuntungkan dengan rendahnya nilai inventory level dan principal diuntungkan dengan adanya targeted media yang menawarkan produknya secara langsung dengan memberikan kemudahan pembayaran ke 4,5 juta pelanggan.

 

Meanings, Secara Promotion Oke trus Secara Potensi Trade Strategy juga Oke, So? What are you waiting for? Hmmm.. waiting until it become famous than your entry barrier become higher? Remember Fast Action on the Right Time is the key to drive market.

 

Banking Catalog: Big Market, Low Player?

Advertisement

Bundling Program = The Shortcut to Dominate Market? (19.07.08)

Bundling Program = The Shortcut to Dominate Market?

 

Akhir-akhir ini kita sering sekali menemui kegiatan Bundling alias penyatuan 2 atau lebih produk dalam 1 paket harga. Dan Strategi Trade Marketing ini dilakukan mulai kelas sabun cuci sampai dengan Handphone.

 

Coba Lihat bagaimana suksesnya ZTE sekarang, Brand Ponsel dari Negeri China yang sekarang bertekad untuk mengalahkan Nokia dalam pasar ponsel Low End.  Atau lihat maraknya kegiatan Bundling di FMCG, mulai dari dari 1 company yang sama ataupun dengan company lain, dari brand yang sama hingga berbeda brand.

 

Strategy Trade Marketing ini, memang sangat powerfull.

 

Yuk kita lihat beberapa benefit dari Bundling:

1. Brand

Secara Brand, New Brand akan mendapatkan expose yang sama dengan Big Brand yang menjadi Induk Bundlingnya. Jelas ini akan mengangkat tingkat awareness dari New Brand Tersebut. Bagi Big Brand, ini bisa menjadi semacam Gift untuk pelanggan mereka. Win-win solution..

 

 2. Pricing Strategy

Strategy Bundling adalah salah satu alternative Pricing Strategy untuk menurunkan harga secara “lembut” tanpa menguras Brand Value. So bagi Big Brand, strategy ini tidak terkesan banting harga malah terkesan memanjakan pelanggan.

Contoh: Harga Awal Produk A Rp. 15.000

Bundling dengan New Brand Produk B, Harga Produk A tetap Rp.15.000

Buat Customer ini memberikan Value added yang lebih dengan harga yang sama.

 

3. Low Budget & Segmented Test Market

Punya Product Baru? Mau sampling ke target market tapi tidak punya dana lebih untuk membayar SPG? Ga usah putus asa, cukup cari Produk yang punya Target Market yang sama dengan produk kita dan ajak Bundling Program!

Cost? Hanya COGS alias Harga Pokok Produk J

Sekali mendayung dapet 2 sekaligus hehehehehe

 

Dari 3 benefit diatas, jika didukung dengan Perceived Value yang sesuai, maka seharusnya Bundling bisa menjadi salah satu strategi untuk mendominasi market. Tapi jika Perceived Value nya timpang.. hmm Big Trouble bro!

 

Tips-Tips bundling:

  1. Pilih Brand yang paling dominant sebagai induk
  2. Pastikan Produk kita punya target market yang sama dengan Produk Induk Bundling.
  3. Usahakan memilih Induk Bundling yang punya relevansi dengan produk kita atau minimal punya persepsi yang sama dengan produk kita. Jika bisa mendapatkan Induk Bundling yang bisa menjadi komplimenter dan produk kita malah semakin baik.
  4. Tetap Lakukan Promotion Campaign untuk produk kita, sehingga saat produk kita berhasil masuk dalam tahap Trial, Consumer bisa mengingat atau mengenal produk kita.
  5. Selalu pastikan Nama atau Logo Brand kita terdapat pada kemasan. Karena jika tidak, maka produk kita akan di perceived sebagai hadiah biasa. (tergantung deal saat akan bundling)

So, What do you think Marketers?

 

Bundling Program = The Shortcut to Dominate Market?