Honda Kembali Bicara Irit : Keras Kepala, Tidak Inovatif atau Smart Strategy?
Sudah lihat iklan Honda akhir-akhir ini? Yap, Iklan mereka yang kembali bicara soal irit. (again?) Yap again!.. Keterangan irit terlihat jelas di footer setiap TVCnya yang sebelumnya tidak ada. Hmmm.. Ini mengingatkan kita pada kampanye Honda dimasa-masa keemasannya dulu. Dimana secara konsisten Honda berhasil membangun asosiasi merk bahwa motor yang berkualitas harus yang irit. Saat itu, strategi ini terbukti sangat powerful mengantarkan Honda menguasai pasar motor begitu lama.
Namun jika dilihat 2 tahun terakhir, kondisi berubah drastis seiring dengan suksesnya kampanye yang dibangun oleh Team Yamaha. Dimana mereka menjadi game changer kompetisi melalui kampanye bahwa irit itu sudah milik semua motor dan bahwa motor yang berkualitas adalah yang kencang. Strategi ini sukses mengantarkan Yamaha menyalip dominasi Honda untuk pertama kalinya walau secara total Honda masih menang atas Yamaha.
Huff.. Saya sedikit bingung untuk menuliskan opini saya, namun dari semua yang saya pikirkan ada 3 hal yang menjadi pertanyaan atas strategi Honda ini. Keras Kepala?, Tidak Innovatif atau justru ini Smart Strategy?
Okay, kita bahas satu persatu.
1. Keras Kepala?
Kira-kira begini, udah tau itu gagal kok masih dipake? Irit itu masa lalu! Semua motor sudah harus irit.. kira-kira begitu kampanye Yamaha. Trus kenapa sekarang malah ngomong irit lagi sih? Kegagalan bereaksi atas perubahan pasar sudah menghasilkan korban dengan perubahan management di AHM. Apakah “pelajaran” itu masih kurang? Dan bukankah itu sebabnya dikeluarkan Revo, City Sport dan Beat? Karena kita sudah mulai pindah kuadran, Irit yang dulunya jadi kompetitif advantage sekarang udah jadi basic requirement. So basic requirement kok masih dikampanyekan?
Sama seperti Produsen Handphone (Hp) yang bilang bahwa fitur dari Hp nya adalah punya Camera.. padahal sekarang fitur itu sudah biasa mas.. Hp ya fitur dasarnya adalah Camera! Soal berapa pixel kemampuan kamera itu, sangat tergantung buat apa itu Hp? Karena secara umum bagi consumer yang penting Hp nya punya camera. Karena kalo mereka butuh camera berkualitas, maka mending pilih SLR sekalian hehehehe Dan baru unik kalo Hp anda punya camera sekualitas SLR alias bisa analog zoom bukan cuma digital zoom.
2. Tidak Inovatif?
Nah, ini memang sempat melekat di Image Honda yaitu Honda hanya bisa bikin 1 mesin untuk semua varian. Alias ganti baju doang. Namun Tahun 2008, Honda menjawab tudingan itu dengan meluncurkan City Sport untuk menunjukkan bahwa mereka juga leading dalam hal teknologi. Tapi kenapa kok bukan malah ini yang dikampanyekan? Kok malah irit nya lagi yang diangkat? Secara image, apakah bukannya malah dianggap mundur? atau kemampuan inovasi Honda hanya sebatas Irit? Dan apakah Honda sebagai market leader tidak bisa membuat sebuah Quantum Leap? Atau malah mau nunggu Yamaha yang bikin Quantum Leap seperti Ipod memukul Walkman?
Honda apa tidak mau belajar dari kasus walkman Sony yang masih berkutat di design dan minor improvement pada player Walkman disaat mereka sebenarnya punya potensi untuk melakukan quantum leap. Saya pernah tulis bahwa kunci memenangkan kompetisi adalah how good you keeping the gap range. If you failed, and some one setting up the new rule.. Suddenly you will find that you already failed become the leader.
Dalam hal ini, Honda harusnya bisa menunjukkan kelas nya sebagai Market Leader dengan bermain diranah yang lebih tinggi yaitu Inovasi, bukan malah bermain di ranah perbaikan. Karena jika memang Honda satu-satunya pabrikan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan tingkat ke iritan produknya, maka itu harusnya hanya sebagai pendamping dari Inovasi yang lebih tinggi.
3. Smart Strategy?
Eitss mungin Bisa jadi ini adalah Smart Strategy, disaat harga BBM semakin melonjak dan tingkat kemacetan yang merata justru membuat consumer malah berpikir bahwa sebenernya kencang belum menjadi key driver utama saat ini atau bukan their main needs, karena saat ini justru yang dibutuhkan adalah motor yang irit BBM. Motor yang bersahabat secara financial. Wong sering macet kok malah nyari kencang.. wong BBM mahal kok malah cerita kencang..
Tentu saja ada Challenge atas asumsi diatas…
Okay Honda memang lebih irit. Tapi jika tidak lebih kencang maka itu akan sia-sia. Wong itu logical banget kok. Lebih lambat ya pantes jadi yang lebih irit. Nah strategy ini sebenarnya bisa menjadi sebuah strategy yang powerful jika Honda ternyata bisa membuktikan bahwa klaim yang dilakukan Kompetitor mereka itu tentang perbedaan irit itu cuma beberapa tetes saja adalah tidak benar. Tentu saja disini butuh keberanian Honda dalam melakukan aktivasi event dengan secara langsung menunjukkan bagaimana dalam kecepatan yang sama kencangnya ternyata Honda tetap lebih irit. Karena pada dasarnya kampanye kencang Yamaha itu sangat diuntungkan dengan suksesnya Yamaha secara International yang menjadi Juara Dunia Moto GP mengalahkan the Traditional King Honda. Yang secara tidak langsung merupakan pengakuan dan bukti nyata bahwa mereka memang lebih kencang dari Honda. Masalahnya tidak ada kompetisi dunia adu irit, jadi Honda memang butuh effort yang lebih dari sekedar single test irit apalagi dalam kondisi econo ride. The Real Challenge adalah irit dalam keadaan kencang.
Sony memilih focus mengembangkan Walkmannya via Sony Erricsonnya yang sekarang diikuti oleh Ipod dengan Iphone nya. Kenapa Honda tidak melihat potensi yang mereka miliki di pasar mobil? Integrated Holding Company Strategy mungkin akan membuat mereka jauh lebih unggul mengingat Yamaha tidak memproduksi mobil J
Again.. If You are Market Leader than act as Market Leader.. we are waiting your innovation not just an enhancement.. Hmm Jadi tidak sabar melihat hasilnya, karena at the end sales will talk J
Honda Kembali Bicara Irit : Keras Kepala, Tidak Inovatif atau Smart Strategy?
wah nice analysis, tapi emang tuh honda itu gag inovatif lagi soal TV ad nya, terlalu lama berada di zona aman deg tag line iritnya… ho9
I thinks now bicara “Irit” sudah irrelevan lagi in some cases.. karena semua udah bicara hal yang sama, so no Different point dan value for Customers… liat aja Bajaj juga bicara “Irit”… tapi bukan berarti di jaman BBM dan inflasi tinggi seperti sekarang ini, “irit” masih bisa jadi peluang, but cuma masalahnya gimana mengemasnya menjadi ELEGANCE. Buat Yamaha yang sudah “terlena”, mungkin bisa menjadi peluang bagi Honda untuk recovery, asal jangan “besar kepala” seperti dulu lagi aja, saya rasa Honda masih bisa mempertahankan posisinya dengan “Be Humble”, maintain Innovation, dan improve service value ke consumers… Threat menurut saya malah will come from Suzuki dan new EMERGING BAJAJ…. pesan buat Yamaha, segera lupakan kesuksesan beberapa tahun belakangan dan mulai “BE INNOVATIVE” kembali, karena sayang sekali apabila kesan dan performa Brand yang sudah bagus dan tercipta, kalo berpuas diri akan tidak mustahil di salip kembali oleh yang lain…. cheerssss
Wah saya dulu beli motor Honda karena memang tanya ortu mertua kiri kanan teman tetangga semua bilang ya Motor Honda, setelah itu purna jual dan harga jual kembali, yah Motor Honda, tag line nya memang mau mengedepankan Irit kali yah…secara kan BBM memang semakin mahal, padahal dari apa yang saya baca, irit itu banyak variabelnya, bukan cuma motor, tapi cara mengemudi, settingan mesin, keadaan jalan, cuaca, dan ll, ya kan…
Tapi sah sah aja dong kalo mau pake tag line Irit…biar inovasinya tidak berhenti dan mungkin untuk pabrikan lain juga mau dibilang irit plus plus…apa gituh…misal irit , spare part paling murah dan paling kuenceng larinya….lah???
Numpang nimbrung lagi Bang hehehe…
Selain fungsi dasar sebagai alat transportasi, motor diperceive sebagai produk style dan teknologi. Kebutuhan style dijawab dengan desain motor itu sendiri, mulai dari kerangka hingga striping. Sedang teknologi biasanya merujuk pada sistem injeksi (power yang dihasilkan dan efisiensi bahan bakar). Yang lebih advance jualan sistem pendingin, digital, sensor, dan sebagainya. Pada mobil, sistem keamanan juga menjadi area penting bagi pengembangan teknologi.
Namun sebagaimana industri gadget yang “style means techie”, motor pun memiliki isu serupa bahwa makin kenceng & makin canggih, makin gaya pula sebuah motor. Sebab kalo jualan speed as a benefit maka berapa sih kecepatan maksimal masy. mengendarai motornya? Motor di atas 100 CC pasti mudah lari hingga 80 km/jam.
Nah, kembali ke Honda apakah ini smart move atau bukan saya juga tidak tau haha.. tapi yang jelas Honda sempat mengeluarkan teknologi Supra Fuel Injection serta gabungan teknologi dan style di CS1. Keduanya IMO kurang berhasil. Fuel Injection gagal karena orang takut dengan sistem perawatannya. CS1 kurang sukses karena desain yang tadinya mau menyaingi ayam jagonya Suzuki, malah berujung mbuntek dan kurang ergonomis. CCnya yang gedhe juga belum cukup menjual karena masy. sudah memiliki Jupiter MX dan Suzuki Satria. Belum lagi relaunch Kawasaki Ninja.
Apakah ini yang membuat mereka kembali ke area irit saya juga tidak tau saya setuju jika irit tetap dijadikan playgroundnya Honda. Cuma… kalo jualan irit hanya sebatas komunikasi, bukan inovasi, pasti akan membuat dagangan ini terasa basi.
Jika berkaca pada kakak kandungnya, yakni Honda Mobil, dagangan irit dikemas dalam inovasi injection system, dari i-DSI ke i-VTEC, hingga Hybrid. Saya tidak tau soal mesin motor, tapi saya yakin inovasi semacam ini bisa dikembangkan di motor. Sudah waktunya Honda jualan irit bukan dalam konteks wacana, melainkan inovasi. Didukung Go-Green issue, saya yakin ini tidak hanya terlihat techie, tapi juga seksi.
menuru aku keiritan suatu motor di tentukan dari cara pemakaian, buktinya aku sudah pernah punya motor honda sama yamaha rasanya sama saja
-honda bila di kendarai dengan laju pelan/tidak di geber memang irit tapi kalau di kendarai dengan kencang tapi tidak sekencang motor yamah tetap saja boros
-yamaha bila di kendarai dengan pelan irit, tapi memang ngga seirit honda tapi kalau di kendarai kencang boros tapi seimbang dengan kecepatanya dan asik buat nyalip hehehehe