2009, Time for Operation Marketer? (21.02.09)

2009, Time for Operation Marketer?

productivityWah.. istilah apa pulak ini? Hehehehe bukan latah bikin istilah ya.. hanya pemikiran setelah membaca sebuah posting dari salah satu Marketer di milis Marketing Club. Yup.. saat budget semakin shrinking, what should we do? Masih mau pake strategi yang lama atau mau ganti strategi?

Secara umum, saat sales (Top Line) semakin susah akibat dari daya beli yang menurun, kompetisi yang semakin ketat serta semakin tumbuhnya para new challenger, maka pilihan berikutnya adalah bertahan dan perlahan berkembang. Pada periode ini, Profit (Bottom Line) jadi jauh lebih penting dari sekedar peningkatan Top Line. Apalagi jika peningkatan itu disertai peningkatan Cost (Middle Line) yang significant.

Nah jika sudah begini, apakah program pengembangan Brand harus berhenti? Apakah seluruh kegiatan harus directly menghasilkan sales? Apakah event-event jadi terlihat mahal sekali?

Konsep Operating Excellent (OE) sebenernya bisa diimplementasikan sebagai Marketing Excellent (ME). OE menekan kan pada peningkatan value added dengan menghilangkan non value added activity (waste), mengurangi kerusakan (defect), serta meningkatkan produktifitas. Banyak strategy yang mereka lakukan dalam kerangka strategy besar – Total Quality Management (TQM).

TQM sendiri terdiri dari banyak tools, mulai dari Lean, Six Sigma, Balance Score Card hingga Gugus Kendali Mutu (GKM). Pertanyaanya, mungkin ga sih kita adopsi strategi ini dalam strategi Marketing? Yah kira-kira hasil perkawinan ini menjadikan kita sebagai Operation Marketer lah hehehehhe

Kita bahas yuk!

Eliminate Waste,

colored-waste-watcher-canAda ga sih non value added activity dalam kegiatan marketing? Nah Loh.. coba lihat lagi, kegiatan yang dianggap waste, seperti:

Rework, alias mengerjakan ulang. Ini bisa akibat salah brief, salah design atau salah order. Hmm terlihat sepele memang, padahal implikasi rework ini bisa sangat significant. Rework atas printing full colour ukuran A4 misalnya.. kalo Cuma 1 design ya mungkin tak begitu terasa, tapi pernah ga hitung jumlah dan nilainya jika ditotal selama 30 hari x jumlah yang di rework? Ini baru berupa bahan printing, lah kalo berupa banner? Kalo berupa merchandise? Kalo berupa cetakan voucher?

Kegiatan rework itu meningkatkan biaya dan memperlama waktu. Kebayang dong multiplier effect nya jika rework tersebut menyebabkan semua deadline jadi mepet? Mulai dari transportation cost, lembur hingga tenaga bisa habis buat itu semua. Emang jadi marketer hebat artinya ga tidur saat event? Aduh udah kuno kali ya mas hehehhe

Eliminate Superfluous Phase,

Dalam keadaan sebelumnya, melakukan beberapa system dan strategy yang kita miliki merupakan tindakan yang sangat disarankan. Hal ini karena menyangkut tingkat keberhasilan dari program itu sendiri. Namun disaat semuanya terbatas, maka hal diatas malah terlihat berlebih-lebihan (superfluous).

Mungkin sudah saatnya memetakan kembali titik pemasangan display kita di outlet, terutama yang perlu bayar dan harus di maintain. Too Many Wobblers there or may be you need re organize your SPG team in Modern Market. Baik secara jumlah dan tugas tanggung jawabnya.

Kegiatan-kegiatan ini akan lebih terlihat mengutamakan yang punya direct relation ke tujuan kita dengan mengurangi atau menghapuskan “aksesoris” dari proses tersebut. Dalam hal ini, semua hal dilihat dari Produktifitasnya bukan dari Completeness of Process.

Create, Implement and Establish Standard Operating Procedure from all Our Marketing Activity…

Yap! Beberapa mungkin alergi dengar kata SOP. Hehehhe come on, semuanya punya step bukan? Beberapa tips:

1. Kenali Flow Process

Lihat sequence dari setiap process, sebelum launch itu kita harus lakukan apa? Bikin standardnya, bikin policy nya dan buat measurementnya. Ini akan membantu mengeleminasi waste. Sehingga bisa mengurangi rework akibat kelalaian manusia. System akan lebih menjaga konsistensi hasil dari pada bergantung sepenuhnya kepada manusia.

2. Standarisasi semua dokumen dan activity

sop_bookcoverRole Out Model kata temen saya. Jadi jika next time ada mau buat acara lagi. Kita tinggal buka manualnya. So semuanya lebih terarah dan lebih cepat hasilnya. Mulailah punya dokumen atas standard kegiatan ini. Jangan alergi dengan beginian. Ini akan mempermudah kita dimasa mendatang.

So Jika sudah berhasil mengenali Flow Processnya, maka tulislah dokumentasinya. Setiap Arus aktifitasnya, pastikan anda mengenali juga arus balik dokumen nya.

At all, as Operation Marketer mulailah berpikir atas produktifitas. Pedulilah dengan besaran ratio biaya dengan hasil. Jika anda sebelumnya punya budget 50 milyar dan menghasilkan sales 700 milyar.. sekarang challengenya adalah bagaimana dengan sales tetap 700 milyar tapi costnya jadi sisa 40 milyar. Atau sebaliknya cost tetap 50 milyar tapi salesnya jadi 900 milyar. Dan jika Sales akan turun, maka pastikan bahwa penurunan biaya jauh lebih besar dari penurunan Sales.

Okay memang ada biaya fix, tapi juga punya biaya variable bukan? Mulai dari yang paling mudah dikontrol sampai dengan yang paling sulit. Tetap mengacu ke objective sambil mengedepankan Productivitas. Improves the Result with less Effort.

Marketer, Let’s start the engine!

2009, Time for Operation Marketer?

Advertisement

Big Budget vs Low Budget = Power vs Creativity = Will the Impact stay the same if … ? (11.02.08)

Big Budget vs Low Budget = Power vs Creativity = Will the Impact stay the same if … ?

 

Ini adalah pertanyaan ttg sebuah keberhasilan dari sebuah strategi dengan latar belakang ukuran adalah budget yang dimiliki. Semacam afirmasi dari hal-hal yang sekarang (mungkin) kita sedang alami.

Seperti behind of the success story dengan kata tanya “What will happen if.. of How if..”

 

Sebelum ke core, ini adalah dasar saya menganalogikan Power & Creativity.

 

Big Budget = Power,

Kenapa saya sebut demikian, karena banyak duit berarti punya banyak pilihan dan semakin banyak cakupan media yang bisa kita gunakan. Mulai dari Branding (Advertising), Channel Promo and Consumer Promo bahkan jika masih ada juga lebihnya bisa digunakan untuk Social Activity.

So Powerfull indeed?

 

Low Budget = Creativity,

Yap! Kreatifitas adalah sesuatu yang harus dimiliki saat kita menghadapi keterbatasan. Since, we only have limited bullets with a lot of Target to Shoot.

 

Hmm.. Mana yang paling berhasil ya?

Jawabannya so pasti tergantung siapa yang gunakan, dimana trus diindustri mana alias sangat tergantung situasi & kondisi trus bla..bla..bla.. Anyway I am not talking about that..

 

There’s a good quote : Koki yang hebat adalah Koki yang bisa memasak dengan enak dan Lezat dengan bumbu terbatas..

 

Now Let’s see the following stories to check the question Will the Impact Stay the same if…

 

Case Big Budget = Power

Dengan sumber dana yang selalu besar, tak heran salah satu sebuah perusahaan Consumer Goods terbesar di dunia ini selalu berhasil mengangkat dan mengelola brandnya dengan baik. Sebut saja saat mereka membeli Product Kecap Local yang berhasil dipoles secara nasional. Mereka promosi secara masif dimana-mana tanpa mengeyampingkan kekuatan strategi Marketing yang baik, that’s one of the Power of Big Budget.

Pertanyaannya adalah apakah itu akan terjadi jika dengan budget terbatas?

 

Case Low Budget = Creativity

Dan coba lihat perusahaan rokok mild yang baru keluar dan dengan budget yang tidak sebesar sang market leader saat itu, mereka dengan tepat mensponsori sebuah acara di Café yang terkenal dengan I Love Monday nya. Selain factor rasa, cara mereka cukup ampuh untuk menembus dominasi sang Leader. Terbukti mereka jadi rokok mild yang bikin sang leader repot.

Pertanyaanya adalah apakah ide seperti ini akan keluar jika punya budget besar?

 

Hmm.. Agar tidak bias, let’s focus pada 2 Pertanyaan ini.

Apakah keberhasilan dari sebuah product yang menggunakan budget besar bisa dicapai jika dilakukan dengan budget yang terbatas?

Serta Apakah Kreatifitas yang muncul dari keterbatasan budget itu bisa keluar saat kita punya budget besar?

 

So what will the result?

Big Budget vs Low Budget = Power vs Creativity = Will the Impact stay the same if … ?