Indonesia Kekurangan Marketer Hebat? – Kurangnya Kaderisasi atau Ngejar Sukses Instant?
Berapa lama sih umur para Marketer bertahan di sebuah perusahaan? 5 Tahun? 4 Tahun? 3 Tahun atau dibawah 1 Tahun? Kalo yang ngetop dan sukses bikin prestasi kira-kira berapa lama? 1 bulan setelah berita sukses beredar? Hmm Turn Over Marketer cepat sekali ya… Bulan lalu disini, eh bulan depan dah disana. Hari ini bilang Produk A, eh besoknya bilang Produk B…
Kemana mereka? Ada yang naik pangkat (which is ini bagus banget karena berarti akan ada jenjang karir yang jalan). Sisanya? Dibajak! Yap! Dibajak! Bisa dengan Industri yang sejenis atau pun yang berbeda sama sekali. Hmm trus apa hubungannya dengan judul diatas ya? Hehehe tentu ada hubungannya, coba lihat dong para Marketer yang wara-wiri dibajak itu.. The Same Circle.. the MVP Circle. Para Top Marketer!
Coba Lihat majalah MIX, pada kolom Marketers Career Promotion, mostly the same people atau biasa disebut 4L alias Lu Lagi Lu Lagi. Kenapa ya? Kita kekurangan Marketer Hebat atau hanya mau mengejar Sukses secara Instan?
Let’s Chunk it down,
1. Kurangnya Marketer Hebat:
Pertanyaan pertama, jika punya anak buah dikantor, lets say ABM (Assistant Brand Manager). Mana yang lebih sering anda lakukan? Mengirimnya ke Seminar-seminar atau Menjadi Mentor untuk dia? Ukurannya gampang, lihat saja porsi kerjaan mereka banyakan jadi administrasi, PA (personal assistant) atau diberikan project yang membutuhkan asistensi kita selama proses itu berjalan?
Kenapa Mentoring itu Penting? Ilmu bisa dibeli, dipelajari dan dilatih. Tapi Pengalaman, Intuisi dan Wawasan hanya bisa didapatkan dari Jam Terbang dan Sharing yang Intensive.
Kalo proses kaderisasi ini tidak berjalan, jangan harap bisa terjadinya Sustainable of Success. Ga heran kalo ada company yang membajak kembali Marketer jagonya setelah dibajak oleh company lain. Tanpa bermaksud menyamakan kondisi dan melupakan aspek-aspek lain, Coba Lihat jika seorang Bos Marketer pindah, biasanya para Key Officernya juga ikut pindah…
Hmmm ada ga ya, Kaizen nya Marketing? Alias Continuous Improvement yang sustainable through the system and human resources?
2. Mengejar Sukses Instan
Nah ini factor yang bisa disebut factor Causal! Seperti Klub Bola yang hobi bajak Top Player, punya duit banyak? Bajak aja Marketer hebat. Ngapain buang-buang uang dan waktu untuk melatih Marketer from Zero to Hero. Semakin intens kegiatan pembajakan ini, maka semakin rendah loyalitas Marketer ke sebuah perusahaan.
Pertanyaannya apa yang menjamin dia akan stay dicompany kita?
Sukses itu ga bisa dibangun dengan Instan, tapi dengan fundamental yang kuat. Dan… membangun fundamental yang kuat jelas butuh Konsistensi, Waktu, Dana serta Komitment.
So?
Indonesia Kekurangan Marketer Hebat? – Kurangnya Kaderisasi atau Ngejar Sukses Instant?
Sepertinya si bos Marketing – Operational ini mulai ‘menjajah’ area HR ya.
Its really good.
Your article gave me lot of information regarding HR from different point of view.
Tinggal tunggu new articles dr viewnya finance, maybe IT, etc.
Sukses!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!