Mie Sedaap & Supermi Adu Panjang Mie : What are you doing guys? What does it mean for us?
Jakarta 08 Juni 2008, di Depok Town Square Mie Sedaap membuktikan bahwa tepung mienya memang berkualitas dengan membuat mie terpanjang yang mencapai 300 meter. Namun hanya berselang 2 bulan kemudian tepatnya di Bandung tanggal 20 Agustus giliran Supermi yang membuat mie sepanjang 1.000 meter. Hasil ini secara otomatis memecahkan rekor Muri yang telah dibuat oleh Mie Sedaap. Apa sih tujuannya? Mereka berlomba untuk menunjukkan bahwa kualitas tepungnya lah yang lebih baik. Hmm than what next? Mau bikin mie sepanjang 2 kilo meter? Dan kemudian sepanjang 4 kilo meter? Atau sekalian aja bikin napak tilas dari Jakarta sampai Surabaya, itung-itung mengenang sejarah saat pembangunan jalan pantura jaman penjajahan dulu.
What are you doing guys?
Apa sih yang mau dicapai dengan adu kualitas tepung mie? Tahu nggak sih bahwa isu terbesar soal mie instant bukanlah soal kualitas tepung mie? Tapi soal lapisan lilin yang melapisi mie. Kalo tidak percaya, coba klik berita yang ini atau berita yang ini. Dan jika masih kurang, silahkan search saja menggunakan key word Lapisan Lilin Mie. Nah isu ini yang seharusnya menjadi prioritas untuk dilakukan counter attack. Karena isu ini jelas berakibat mengurangi tingkat konsumsi masyarakat atas mie instant secara langsung. Dan jika berhasil melakukan edukasi dengan benar, maka justru akan memperbesar market size yang jelas akan memperluas area kompetisi.
Strategi memamerkan kualitas produk memang merupakan salah satu cara kompetisi yang produktif sekali. Namun jika yang dipamerkan bersifat umum atau tidak unik atau mudah sekali ditiru maka itu sama sekali bukan strategi yang baik. Kenapa? Karena hanya akan menjadikan ajang balas-balasan yang pada akhirnya menghilangkan esensi dari kompetisi yang produktif.
Coba lihat, pasar ini belum mature bukan? Ditambah dengan isu lilin yang menurunkan tingkat konsumsi yang seharusnya bisa diredam agar bisa mendorong tingkat konsumsi kembali. Trus buat apa saling pukul kalo pasar masih luas? Buat apa menghabiskan energi untuk mengalahkan yang lain disaat masih banyak konsumen yang belum teredukasi? Kenapa tidak meniru Industri pasta gigi yang walaupun saat ini sudah susah mencari orang yang menggosok giginya tanpa menggunakan pasta gigi, mereka masih terus secara konsisten melakukan edukasi pada konsumen. Kenapa? Karena mereka tetap melihat pada sisi yang belum disentuh dan dijamah!
Zoom Out, look at the market, find out the blank spot than fill it. Develop your distribution network. Create New Education Program. Grow the Market Size, and your main task is to ensure that each percent of the growth points is yours!
What does it mean for us?
Sebagai konsumen, jujur aja neh. Kita tuh ga peduli siapa yang paling panjang ukuran mie nya. Karena ukuran panjang mie bukan key driver utama kita membeli. Tapi, pada Rasa dari mie itu sendiri. Kenapa sih kok ga malah sibuk bikin varian rasa yang macem-macem? Trus, berhubung dengan isu lilin yang sudah menjadi rahasia umum, tolong dong jelasin kekita, apakah isu itu benar atau tidak? Bikin kita tenang dong untuk mengkonsumsi mie.
Kita seneng makan mie, udahlah praktis, murah lagi. Tinggal tambah varian aja, hayo bikin Research dong, siapa tau ayam goreng bisa masuk dalam bungkus mie. Atau bisa masukin bakso bulat atau kalo perlu ada telor mata sapi dalam mie. Nah penemuan yang kayak gini yang kita perluin. Sehingga saat mau makan mie udah ga perlu beli lauk tambahan lagi.
Soal vitamin dan kualitas mie? Itu sudah wajib mas! Jadiin itu basic requirement (standard) kalian bikin mie. Jagalah Industri ini dengan baik. Lindungi konsumen agar market size nya terus membesar bukan malah menurun.
Cari tau the real needs dari si konsumen untuk bisa memberikan offering product yang sesuai dan bisa mengembangkan product yang lebih baik yang mampu melampaui ekspektasi konsumen.
Seperti kata sahabat saya Ricky Afrianto, seorang Senior Brand Manager dari brand susu kalsium yang sukses jadi market leader, bahwa memang sudah “tugasnya” challenger untuk melakukan apa saja agar berkembang dan mengalahkan leader, namun sudah menjadi tanggung jawab market leader untuk menjaga size industrinya, bukan malah terbawa arus untuk merusaknya. Dan tentu saja yang paling ideal adalah baik challenger maupun market leader harus berpikir untuk mengembangkan pasar dan berebut selisih perkembangan pasar tersebut. Terutama jika industrinya sendiri belum jenuh.
Mie Sedaap & Supermi Adu Panjang Mie : What are you doing guys? What does it mean for us?